Seniman Reog Ponorogo lulusan sekolah-sekolah seni turut memberikan sentuhan pada perkembangan tari reog ponorogo saat ini. Mahasiswa sekolah seni juga memperkenalkan estetika seni panggung dan gerakan-gerakan koreografis, maka jadilah reog ponorogo dengan format festival seperti sekarang. Ada alur cerita serta urut-urutan siapa yang tampil lebih dulu. Urut-urutannya, yaitu Warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Klana Sewandana, barulah Barongan atau Dadak Merak di bagian akhir. Saat salah satu unsur tersebut beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meskipun tidak menonjol.

Beberapa tahun yang lalu, Yayasan Reog Ponorogo memprakarsai berdirinya Paguyuban Reog Nusantara yang anggotanya terdiri atas grup-grup reog dari berbagai daerah di Indonesia yang pernah ambil bagian dalam Festival Reog Nasional. Reog Ponorogo menjadi sangat terbuka akan pengayaan dan perubahan ragam geraknya. Reog Ponorogo terus berkibar hingga sekarang, bahkan sejumlah pengembangan bentuk dalam pengarapan kesenian ini banyak dilakukan. Perkembangan Reog saat ini juga merebak pada tatanan musik maupun tariannya. Misalnya, kenong yang dulu digunakan hanya satu saja, tetapi sekarang sudah menggunakan dua kenong. Iringan gamelannya pun juga berkembang, dan demikian gya reog dinamakan sebagai gaya potrojayan.

Belajar dari sejarah ini, banyak pelaku seni yang tidak ingin lagi ditunggangi. Bagi mereka, biarlah Reog ini menjadi milik rakyat tanpa batasan dan menjadi budaya bangsa kita sampai kapan pun. Kita pun sebagai rakyat Indonesia wajib menjaga kebudayaan bangsa kita yang tercinta ini agar tetap dapat terjaga kelestariannya dan tidak dapat diklaim oleh bangsa lain.